Kamis, 25 Februari 2016

Khutbah Jum'at, 26 Februari 2016

Say No to LGBT

Khotbah Pertama

Kisah ini sudah lama, tetapi banyak yang belum mengetahuinya. Kisah ini hendaknya menjadi ibroh, bahwa apabila suatu daerah bermaksiat semua, bisa jadi Allah akan mengazabnya secara langsung.

أَأَمِنتُم
مَّن فِي السَّمَاء أَن يَخْسِفَ بِكُمُ الأَرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُورُ

"Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang dilangit bahwa Dia akan menjungkirbalikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?" (QS Al Mulk 67: 16).

Dukuh Legetang adalah sebuah daerah di lembah pegunungan Dieng, sekitar 2 km ke utara dari kompleks pariwisata Dieng Kabupaten Banjarnegara.

Dahulunya masyarakat dukuh Legetang adalah petani-petani yang sukses sehingga kaya. Berbagai kesuksesan duniawi yang berhubungan dengan pertanian menghiasi dukuh Legetang. Misalnya apabila di daerah lain tidak panen tetapi mereka panen berlimpah. Kualitas buah/sayur yang dihasilkan juga lebih dari yang lain. Namun barangkali ini merupakan
 "istidraj" (disesatkan Allah dengan cara diberi rizqi yang banyak dan orang tersebut akhirnya makin tenggelam dalam kesesatan).
Masyarakat dukuh Legetang umumnya ahli maksiat dan bukan ahli bersyukur. Perjudian disana merajalela, begitu pula minum-minuman keras (yang sangat cocok untuk daerah dingin). Tiap malam mereka mengadakan pentas Lengger(sebuah kesenian yang dibawakan oleh para penari perempuan, yang sering berujung kepada perzinaan). Anak yang kimpoi sama ibunya dan beragam kemaksiatan lain sudah sedemikian parah di dukuh Legetang. 

Pada suatu malam turun hujan yang lebat dan masyarakat Legetang sedang tenggelam dalam kemaksiatan. Tengah malam hujan reda. Tiba-tiba terdengar suara
 "buum", seperti suara benda yang teramat berat berjatuhan. Pagi harinya masyarakat disekitar dukuh Legetang yang penasaran dengan suara yang amat keras itu menyaksikan bahwa Gunung Pengamun-amun sudah terbelah (bahasa jawanya: tompal), dan belahannya itu ditimbunkan ke dukuh Legetang.
Dukuh Legetang yang tadinya berupa lembah itu bukan hanya rata dengan tanah, tetapi menjadi sebuah gundukan tanah baru menyerupai bukit. Seluruh penduduknya mati. Gegerlah kawasan dieng..
Seandainya gunung Pengamun-amun sekedar longsor, maka longsoran itu hanya akan menimpa dibawahnya. Akan tetapi kejadian ini bukan longsornya gunung. Antara dukuh Legetang dan gunung Pengamun-amun terdapat sungai dan jurang, yang sampai sekarang masih ada. Jadi kesimpulannya, potongan gunung itu terangkat dan jatuh menimpa dukuh Legetang.
Siapa yang mampu mengangkat separo gunung itu kalau bukan Allah?

Kini diatas bukit bekas dukuh Legetang dibuat tugu peringatan. Ditugu tersebut ditulis dengan plat logam:

"TUGU PERINGATAN ATAS TEWASNJA 332 ORANG PENDUDUK DUKUH LEGETANG SERTA 19 ORANG TAMU DARI LAIN-LAIN DESA SEBAGAI AKIBAT LONGSORNJA GUNUNG PENGAMUN-AMUN PADA TG. 16/17-4-1955"

Nabi Luth pergi menuju negeri Sadum (di dekat laut mati di Yordan) karena Allah telah memilihnya sebagai Nabi-Nya dan Rasul-Nya yang diutus kepada negeri tersebut. Ketika itu, akhlak penduduknya sangat buruk sekali, mereka tidak menjaga dirinya dari perbuatan maksiat dan tidak malu berbuat kemungkaran, berkhianat kepada kawan, dan melakukan penyamunan. Di samping itu, mereka mengerjakan perbuatan keji yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelumnya di alam semesta. Mereka mendatangi laki-laki untuk melepaskan syahwatnya dan meninggalkan wanita. Saat itu, Nabi Luth ‘alaihissalam mengajak penduduk Sadum untuk beriman dan meninggalkan perbuatan keji itu. Beliau berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa?”– Sesungguhnya aku adalah seorang Rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,–Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.–Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam.–Mengapa kamu mendatangi jenis laki-laki di antara manusia,– Dan kamu tinggalkan istri-istri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Asy Syu’ara: 160-161) Tetapi kaum Luth tidak peduli dengan seruan itu, bahkan bersikap sombong terhadapnya serta mencemoohnya. Meskipun begitu, Nabi Luth ‘alaihissalam tidak putus asa, ia tetap bersabar mendakwahi kaumnya; mengajak mereka dengan bijaksana dan sopan, ia melarang dan memperingatkan mereka dari melakukan perbuatan munkar dan keji. Akan tetapi, kaumnya tidak ada yang beriman kepadanya, dan mereka lebih memilih kesesatan dan kemaksiatan, bahkan mereka berkata kepadanya dengan hati mereka yang kasar, “Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar.” (QS. Al ‘Ankabbut: 29) Mereka juga mengancam akan mengusir Nabi Luth ‘alaihissalam dari kampung mereka karena memang ia adalah orang asing, maka Luth pun marah terhadap sikap kaumnya; ia dan keluarganya yang beriman pun menjauhi mereka bahkan instrinya ikut mengucilkannya dan mengolok-oloknya. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus tiga orang malaikat dalam bentuk manusia yang rupawan, hingga mereka sampai di rumah Luth. Saat Nabi Luth ‘alaihissalam melihat mereka, maka Nabi Luth mengkhawatirkan keadaan mereka, dan tidak ada yang mengetahui kedatangan mereka selain istri Nabi Luth, hingga akhirnya istrinya keluar dari rumahnya dan memberitahukan kaumnya tentang kedatangan tamu-tamu Nabi Luth yang rupawan. Maka kaumnya pun datang dengan bergegas menuju rumah Nabi Luth dengan maksud untuk melakukan perbuatan keji dengan para tamunya itu. Mereka berkumpul sambil berdesakan di dekat pintu rumahnya sambil memanggil Nabi Luth dengan suara keras meminta Nabi Luth mengeluarkan tamu-tamunya itu kepada mereka. Lalu Nabi Luth menghalangi mereka masuk ke rumahnya dan menghalangi mereka dari mengganggu para tamunya, ia berkata kepada mereka, “Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka janganlah kamu membuatku malu,–Dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina.” (QS. Al Hijr: 68-69) Nabi Luth juga mengingatkan mereka, bahwa Allah Subhnahu wa Ta’ala telah menciptakan wanita untuk mereka agar mereka dapat menyalurkan syahwatnya, akan tetapi kaum Luth tetap ingin masuk ke rumahnya. Ketika itu, Nabi Luth ‘alaihissalam tidak mendapati seorang yang berakal dari kalangan mereka yang dapat menerangkan kesalahan mereka dan akhirnya Nabi Luth merasakan kelemahan menghadapi mereka sambil berkata, ““Seandainya aku mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan).” (QS. Huud: 80) Saat itulah, para tamu Nabi Luth memberitahukan siapa mereka kepada Nabi Luth, dan bahwa mereka bukan manusia tetapi malaikat yang datang untuk menimpakan azab kepada kaumnya yang fasik itu. Kemudian para malaikat meminta Nabi Luth untuk pergi bersama keluarganya pada malam hari, karena azab akan menimpa mereka di pagi hari. Mereka juga menasihatinya agar ia dan keluarganya tidak menoleh ke belakang saat azab itu turun, agar tidak menimpa mereka. Di malam hari, Nabi Luth ‘alaihissalam dan keluarganya pergi meninggalkan negeri Sadum. Setelah mereka pergi meninggalkannya dan tiba waktu Subuh, maka Allah mengirimkan kepada mereka azab yang pedih yang menimpa negeri itu. Saat itu, negeri tersebut bergoncang dengan goncangan yang keras, seorang malaikat mencabut negeri itu dengan ujung sayapnya dan mengangkat ke atas langit, lalu dibalikkan negeri itu; bagian atas menjadi bawah dan bagian bawah menjadi atas, kemudian mereka dihujani dengan batu yang panas secara bertubi-tubi. Allah Ta’ala berfirman, “Maka ketika datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi,–Yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tidaklah jauh dari orang-orang yang zalim.” (QS. Huud: 82-83) Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan Nabi Luth dan keluarganya selain istrinya dengan rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena mereka menjaga pesan itu, bersyukur atas nikmat Allah dan beribadah kepada-Nya. Maka Nabi Luth dan keluarganya menjadi teladan baik dalam hal kesucian dan kebersihan diri, sedangkan kaumnya menjadi teladan buruk dan pelajaran bagi generasi yang datang setelahnya.

Khotbah Ke Dua

Seiring perubahan zaman, manusia perlahan menjauhi ajaran agama bahkan mengingkari akan janji Allah. Jangankan untuk masalah akhirat, bencana sunnatullah saja sudah menjadi guyonan. Lihat saja di media massa bagaimana kaum gay dan homoseksual semakin berani untuk tampil entah dalam bentuk entertainment, maupun dalam bentuk demonstrasi persamaan hak untuk diterima di masyarakat bahkan menikah. Kaum Luth seolah dibangkitkan masa sekarang. Bertambah akal pikir, mereka bahkan mampu mencari bahasan dalam kitab-kitab suci soal Tuhan yang mengasihi kaum homoseksual. Tuhan memang Maha Penyayang, kalimat ini menjadikan pelaku percintaan sesama jenis tak ragu untuk terus melanjutkan kegiatan itu. Tak kalah heboh, negeri tetangga Malaysia menerapkan syariat Islam konservatif juga tertampar lantaran warganya yang juga pendeta keturunan Tionghoa nekat mengadakan resepsi pernikahan dia dengan pasangan gaynya seperti dilansir Surat kabar the Wall Street Journal (7/8/2012). Pendeta bernama Ngeo Boon Lin ini yakin Tuhan mengasihi siapa saja termasuk kaum pecinta sesama jenis. Dia bahkan memberikan setiap tamu sekotak coklat bertuliskan Tuhan mengasihi kaum gay. Jika agama saja sudah memperbolehkan kaum gay berada di atas panggung keyakinan dengan menjadi pendeta, ustadz, dan rabbi, tak ada alasan hukum dunia melarang percintaan sesama jenis ini. Itu pula mendasari beberapa negara sudah mengijinkan mereka menikah secara sah di mata hukum dan agama. Salah satunya, Kota Seattle, Negara bagian Washington, Amerika Serikat, menetapkan undang-undang penikahan sesama jenis. Keputusan ini langsung disambut gembira kaum gay ramai-ramai menikah. Tercatat 133 pasangan gay disahkan oleh hukum seperti dilansir kantor berita Reuters. Balai Kota Seattle menyambut gembira pengantin gay berparade di jalanan. Mereka melempari beras, gelembung balon, dan bunga ke arah mereka. Maka dari itu mari kita memohon kepada Allah Ta’ala semoga kita dan anak keturunan kita tdk menjadi penerus Kaum SODOM ini. Aaaamiin ya rabbal ‘alamiin.

Selasa, 23 Februari 2016

Jatim Aktual: Latih Jiwa Trampil dan Mandiri Melalui DIKLATSAR.

Jatim Aktual: Latih Jiwa Trampil dan Mandiri Melalui DIKLATSAR.: JATIMAKTUAL, SEPUTAR PENDIDIKAN,- Kegiatan kepramukaan merupakan kegiatan yang mengandung banyak nilai Pendidikan. Salah satunya yakn...

Tambah Skill Pengajar dan Karyawan, SMP Batik Program Khusus datangkan Guru Bahasa Arab

Tambah Skill Pengajar dan Karyawan, SMP Batik Program Khusus datangkan Guru Bahasa Arab
Surakarta, Rabu, 24 Februari 2016.
Mulai pukul 6 pagi segenap staff dan karyawan SMP Batik Program Khusus Surakarta sudah berkumpul di kantor guru dan bersiap siap untuk mengikuti agenda rutin belajar Bahasa Arab.
Menurut S. Nur Rohman, S.Pd. selaku kepala sekolah “Seluruh staff pengajar dan karyawan SMP Batik Program Khusus Surakarta secara bertahap akan dibimbing untuk belajar Bahasa Arab guna memantapkan kemampuan berbahasa yang nantinya akan digunakan untuk menambah lifeskill siswa siswi SMP Batik Program Khusus”
Sedangkan Metode yang digunakan dalam belajar bahasa Arab adalah metode Tamyis. Yaitu suatu metode belajar bahasa arab yang mudah dan menyenangkan. Ustads Dwi Ariyanto sebagai pembimbing menuturkan “syarat utamanya adalah tekun belajar dan berkesinambungan, maka hanya selama 24 pertemuan seluruh staff pengajar dan karyawan SMP Batik Program Khusus Surakarta akan dapat menguasai Bahasa Arab”.
Terbukti dengan rentang waktu belajar yang tidak cukup lama sekitar 40 menit, staff pengajar dan karyawan  SMP Batik Program Khusus Surakarta sudah dapat menguasai beberapa kata dasar dalam Bahasa Arab.
“Memahami kata- kata dalam Bahasa Arab menjadi semakin mudah dan gampang didingat” menurut Anif Farida salah satu staff karyawan SMP Batik Program Khusus. Dia menambahkan “dengan melagukan setiap kata dalam Bahasa Arab membuat belajar semakin mudah plus menyenangkan sehingga tidak terasa kita sudah hafal banyak kata kata Bahasa Arab”.
Dengan bertambahnya kemampuan staff pengajar dan karyawan SMP Batik Program Khusus Surakarta maka diharapakan hal tersebut akan di tularkan kepada seluruh siswa siswi sehingga menambah skill siswa siswi dalam berbahasa khususnya Bahasa Arab. (Dony Prabowo. S.Pd. /Staff Humas SMP Batik Program Khsusu Surakarta)


Siswa SMP Batik Program Khusus Surakarta Meraih Medali Emas pada MOK’S OPEN 2016 Taekwondo Championship Tingkat Nasional di Semarang.

Siswa SMP Batik Program Khusus Surakarta Meraih Medali Emas pada MOK’S OPEN 2016 Taekwondo Championship Tingkat Nasional di Semarang.
Sebuah prestasi gemilang telah diraih oleh Surya Anastasya Octaviana siswi SMP Batik Program Khusus Surakarta. Siswi kelas 8 tersebut berhasil menjuarai MOK’S OPEN 2016 Taekwondo Championship Tingkat Nasional di Semarang Jawa Tengah.
Siswi yang agak pemalu tersebut menuturkan bahwa selain latihan rutin dan berdo’a, dukungan orang tua juga sangat penting dalam usahanya meraih juara pada event bergengsi tersebut.
Dalam menjalani laga pertandingan Anastasya tidak pernah merasa takut siapapun yang menjadi lawanya, menjalani setiap laga dengan sebaik – baiknya dan tetap fokus dalam setiap laga pertandingan. Hal tersebut nampaknya merupakan kunci sukses Anastasya menjadi Juara dalam laga tersebut.
Siswi yang baru 1 tahun menekuni Tae Kwondo tersebut mempunyai harapan bahwa kelak dia ingin Tae Kwondo menjadi salah satu cabang olah raga yang dapat membawanya ke event yang lebih tinggi yaitu di tingkat Internasional.